Selasa, 13 Juni 2017



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tanaman atau tumbuhan adalah kata yang sangat tidak asing lagi di telinga kita, setiap hari kita sering melihat tanaman. Seperti yang kita ketahui, tanaman adalah mahluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri. Dengan bantuan dari sekitarnya, tanaman melakukan fotosintesis untuk membuat makanannya. Bantuan itu berupa cahaya matahari, zat hara dan dari udara berupa karbondioksida.
Tumbuhan dapat dimanfaatkan dala berbagai aspek. Tumbuhan dapat digunakan sebagai bahan pangan. Bahkan dalam ilmu kesehatan pun tumbuhan sudah digunakan sebagai bahan obat alam sejak ratusan tahun lalu. Dalam perkembangannya, obat dari bahan alam semakin sering digunakan.
Dalam segi pendidikan, ilmu tentang tumbuhan semakin berkembang. Untuk mempermudah mempelajari bat dari bahan alam, bahan obat dari tumbuhan sudah dipelajari baik secara morfologi, anatomi, dan fisiologi. Morflogi tumbuhan yaitu mempelajari bentuk atau cirri suatu tumbuhan dengan susunannya yang dapat dilihat secara kasat mata. Anatomi tumbuhan yaitu mempelajari organ dan jaringan penyusun pada tumbuhan. Dan fisiologi tumbuhan yaitu mempelajari tentang proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup.
1.2  Maksud dan Tujuan
1. 2.1 Maksud Percobaan
1.      Mahasiswa mampu membuat preparat anatomi tumbuhan
2.      Mahasiswa mampu membedakan bentuk jaringan daun, batang, akar, rimpang, bunga, buah, dan biji
3.      Mahasiswa mampu melihat bentuk ergastik tanaman
4.      Mahasiswa mampu melakukan pewarnaan sitokimia sederhana
1.2.2 Tujuan Percobaan
1.      membuat preparat anatomi tumbuhan
2.      membedakan bentuk jaringan daun, batang, akar, rimpang, bunga, buah, dan biji
3.      melihat bentuk ergastik tanaman
4.      melakukan pewarnaan sitokimia sederhana

1.3  Prinsip Percobaan
Berdasarkan pengirisan secara melintang dan membujur pada tumbuhan akan diamati bagian-bagian jaringannya, bentuk ergastik tanaman, dan mampu melakukan pewarnaan sitokimia secara sederhana.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Zat ergastik adalah senyawa kimia yang terdapat pada tanaman sebagai zat tidak hidup dalam sitoplasma. Zat ergastik adalah     hasil metabolisme yang tidak terpakai atau cadangan makanan yang dapat berfungsi sebagai pelindung tanaman dari hewan pemangsa,sehingga terkadang membuat tumbuhan menjadi pahit dan tidak enak dimakan. (Penuntun Praktikum Anmorfistum, 2010)
Zat ergastik dibedakan atas (Penuntun Praktikum, 2010) :
a.  Produk makanan:pati,inulin, hemuselulosa, selulosa, gula, protein, asam-asam amino, vitamin, lemak, dan minya lemak
b.  Produk sekresi: enzim, pigmen (kloroplas, karatenoid,      antosiani dan nectar pada bunga
c.   Produk buangan/sisa metabolit:tannin,mineral,lateks,minyak atsiri, gum, alkaloid, glikosida, resin, asam organik dan Kristal mineral
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besasr daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh-tumbuhan Nampak hijau pula. Bagian tubuh tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kunigngan dan akhirnya menjadi perang. Jadi daun yang lebih tua, kemudian mati dan runtuh dari batang. (Morfologi Tumbuhan, 1985)
Daun lengkap terdiri dari bagian pelepah daun, tangkai daun, dan helai daun. Jika tidak mempunyai salah satu atau kedua bagian tersebut maka disebut daun tidak lengkap. Umumnya tumbuah berdaun tidak lengkap, dapat berupih, bertangkai atau duduk langsung pada batang. (Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan Obat, 2010).
Bentuk daun beraneka ragam sehingga sering digunakan untuk mengenali jenis tumbuhan. Bentuk umum daun ditentukan berdasarkan letak bagian daun yang terlebar, perbandingan lebar dan panjang helai daun, dan pertemuan antara helai daun dengan tangkai daun, bentuk pangkal, ujung dan tepi daun. Keragaman daun juga dapat dilihat pada susunan pertulangan daun, ketebalan helai daun, dan warna serta bagian permukaannya. (Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan Obat, 2010)
Batang merupakan bagian dari tumbuah yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. (Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan Obat, 2010)
         Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut:
1.    Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf.
2.    Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun.
3.    Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop)
4.    Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
5.    Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
6.    Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda.
Akar merupakan bagian bawah sumbu tumbuhan dan pada umumnya tumbuh di bawah tanah. Bersama dengan daun dan batang, akar membentuk bagian vegetatif tumbuhan. (Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan Obat, 2010)
       Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada monokotil, akar membentuk lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hamper sama sehingga membentuk akar serabut. (Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan Obat, 2010)
       Akar khusus hasil metamorphosis, akar ini sebenarnya bukanlah akar, tetapi tumbuhnya did alma tanah dan fungsinya menyerupai akar, juga merupakan metamorphosis dari batang, daun, dan akar. Akar khusus ini dibedakan atas (Penuntun Praktikum Anmorfistum, 2010) :
a.  Rimpang (rhizome), contohnya pada suku Zingiberaceae
b.  Umbi (tuber),c ontohnya pada Solanum tuberosum
c.   Umbi lapis (bulbus), contohnya Alium cepa
                 Alat perkembangbiakan generatif itu bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Oleh sebab itu suatu tumbuhan berbiji, jika sudah tiba waktu baginya akan mengeluarkan bunga. Pada bunga inilah terdapat bagaina-bagian yang setelah terjadi peristiwa-peristiwa yang disebut: persarian (penyerbukan) dan pembuahan akan menghasilkan bagian tumbuhan yang kita sebut buah, yang di dalamnya terkandung biji, dan biji inilah yang nanti akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Dapatlah dimengerti sekarang, bahwa bunga merupakan suatu bagian tumbuhan yang amat penting. (Morfologi Tumbuhan, 1985)
        Bunga merupakan organ reproduktif pada tumbuhan. Bunga memiliki beragam warna menarik yang berfungsi untuk memikat serangga yang akan membantu dalam proses penyerbukan. (Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan Obat, 2010).
                    Jika penyerbukan pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti oleh pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah, dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah tumbuh menjadi biji. (Morfologi Tumbuhan, 1985)
                 Buah digolongkan dalam (Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan Obat, 2010):
1.  Buah sejati/buah sesungguhnya, buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah ataupun paling banyak terdapat sisa-sisa bagian-bagian bunga yang lazimnya telah gugur dan merupakan buah yang tidak terbungkus/buah telanjang (fructus nudus)
2.  Buah semu/buah tertutup, adalah buah yang terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga dan menjadi bagian utama buah (lebih menarik perhatian, lebih besar dan dapat dimakan).
          Bagi tumbuhan spermatophyte biji merupakan alat perkembangbiakan utama. Biji merupakan struktur yang efisien untuk perkembangbiakan dan perbanyakan. Biji berasal dari bakal biji yang berkembang setelah mengalami pembuahan. (Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan Obat, 2010).


2.2 Uraian Bahan
1.      Phyrus communis
Regnum           : Plantae
Diviso              : Magnoliophyta
Sub Divisio       : Spermatophyta
Class                : Dicotyledone
Sub Class         : Rosidae
Ordo                : Rosales
Familia                        : Rosaceae
Genus              : Phyrus
Spesies                        : Phyrus communis
2.      Psidium guajava
Regnum           : Plantae
Diviso              : Magnoliophyta
Sub Divisio       : Spermatophyta
Class                : Magnoliopsida
Sub Class         : Rosidae
Ordo                : Myrtales
Familia                        : Myrtaceae
Genus              : Psidium
Spesies                        : Psidium guajava
3.      Oryza sativa
Regnum           : Plantae
Diviso              : Spermatophyta
Sub Divisio       : Angiospermae
Class                : Monocotyledoneae
Sub Class         : Commelinidae
Ordo                : Poales
Familia                        : Graminae
Genus              : Oryza
Spesies                        : Oryza sativa
4.      Jatropha curcas
Regnum           : Plantae
Diviso              : Spermatophyta
Sub Divisio       : Angiospermae
Class                : Dicotyledoneae
Sub Class         : Rosidae
Ordo                : Euphorbiales
Familia                        : Euphorbiaceae
Genus              : Jatropha
Spesies                        : Jatropha curcas
5.      Piper battle
Regnum           : Plantae
Diviso              : Magnoliophyta
Sub Divisio       : Spermatophyta
Class                : Magnoliopsida
Sub Class         : Magnolidae
Ordo                : Piper tea
Familia                        : Piperaceae
Genus              : Piper
Spesies                        : Piper battle
6.      Aloe vera
Regnum           : Plantae
Diviso              : Magnoliophyta
Sub Divisio       : Spermatophyta
Class                : Liliopsida
Sub Class         : Tracheobionta
Ordo                : Asparagales
Familia                        : Asphodelaceae
Genus              : Aloe
Spesies                        : Aloe vera
7.      Carica papaya
Regnum           : Plantae
Diviso              : Magnoliophyta
Sub Divisio       : Spermatophyta
Class                : Magnoliopsida
Sub Class         : Dillenidae
Ordo                : Violales
Familia                        : Carieaceae
Genus              : Carica
Spesies                        : Carica papaya
8.      Citrus sinensis
Regnum           : Plantae
Diviso              : Spermatophyta
Sub Divisio       : Angiospermae
Class                : Magnoliopsida
Sub Class         : Rosidae
Ordo                : Sapindales
Familia                        : Rutaceae
Genus              : Citrus
Spesies                        : Citrus sinensis
9.      Amaranthus spinosus
Regnum           : Plantae
Diviso              : Spermatophyta
Sub Divisio       : Magnoliophyta
Class                : Magnoliopsida
Sub Class         : Hamanietiade
Ordo                : Caryophyilalis
Familia                        : Amaranthuceae
Genus              : Amaranthus
Spesies                        : Amaranthus spinosus
10.  Alpinia galangal
Regnum           : Plantae
Diviso              : Tracheophyta
Sub Divisio       : Spermatophyta
Class                : Magnoliopsida
Sub Class         : Commelinidae
Ordo                : Zingiberales
Familia                        : Zingiberaceae
Genus              : Alpinia
Spesies                        : Alpinia galangal
11.  Manihol utrilisina
Regnum           : Plantae
Diviso              : Spermatophyta
Sub Divisio       : Angiospermae
Class                : Dicotyledonae
Sub Class         : -
Ordo                : Euphorbiaces
Familia                        : Euphorbiaceae
Genus              : Manihol
Spesies                        : Manihol utrilisina
12.  Solanum ruberosum
Regnum           : Plantae
Diviso              : Magnoliophyta
Sub Divisio       : Spermatophyta
Class                : Magnoliopsida
Sub Class         : Asteridae
Ordo                : Solanales
Familia                        : Solanaceae
Genus              : Solanum
Spesies                        : Solanum ruberosum

BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1.  Mikroskop
2.   Objek Gelas
3.   Pipet Tetes
4.   Silet/kater
5.   Gelas penutup
3.1.2 Bahan
1.    Aquadest
2.    Oryza sativa
3.    Manihot utilissima
4.    Richinus communis
5.    Psidium guajava
6.    Phyrus communis
7.    Citrus sp
8.    Languas galangal
9.    Piper betle
10.Carica papaya
11.Amaranthus spinosus
12.Mirabilis jalapa
13.Aloe vera

3.2 Cara Kerja
3.2.1 Pewarnaan Sitokimi (Uji Tanin)
Untuk menentukan adanya tannin, preparat direndam dalam cawan porselin berisi larutan FeCl3 P encer selama 1-2 menit, terbentuk warna hijau, biru sampai hitam.
3.2. 2 Anatomi dan Morfologi Tumbuhan
1.    Siapkan sampel dan silet
2.    Iris sampel secara melintang atau membujur setipis mungkin
3.    Letakkan sampel di atas gelas arloji yang telah ditetesi air
4.    Pindahkan sampel di objek gelas dan tetesi dengan cairan atau air
5.    Tutup sampel dengan deck gelas. Bentuk sudut 45o antara deck gelas dan objek gelas, dengan menggunakan jarum preparat deck gelas diletakkan perlahan-lahan agar tidak terjadi gelembung
6.    Amati sampel di bawah mikroskop dan tentukan anatomi dari sampel


BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Tabel Hasil Pengamatan
no
sampel
positif
negatif
keterangan
1
Manihol utrilisina

terjadi perubahan warna
2
Solanum ruberosum

terjadi perubahan warna
3
Oryza sativa

terjadi perubahan warna






tabel 1.1 percobaan uji tanin
4.2  Gambar Hasil Pengamatan
4.2.1 Anatomi dan Morfologi Tumbuhan
20170530_193407-1.jpg20170530_193342-1.jpg






Phyrus communis                                                        Psidium guajava
Melintang, perbesaran 5                                Melintang, perbesaran 5


20170530_193432-1.jpg20170530_193424-1.jpg
Oryza sativa                                                                Jatropha curcas
20170530_193454-1.jpgperbesaran 5                                                               Melintang, perbesaran 5
20170530_193446-1.jpg
Piper betle                                                      Aloe vera
Melintang, perbesaran 5                                Membujur, perbesaran 5

20170530_193512-1.jpg20170530_193504-1.jpg
Carica papaya                                                 Citrus sinensis
Melintang, perbesaran 5                                Melintang, perbesaran 5
20170530_193534-1.jpg
Alpinia galanga
Melintang, perbesaran 10
4.2.2        Uji Tanin
20170602_091308-1.jpgManihol Utrilisina
20170530_193554-1.jpg
                        Sebelum                                              sesudah

20170530_193604-1.jpg                        Solanum ruberosum
20170530_193611-1.jpg





                        Sebelum                                              sesudah
20170530_193624-1.jpg20170530_193619-1.jpg                     Oryza sativa










                        Sebelum                                              sesudah


BAB V
PEMBAHASAN
Pada percobaan uji tannin sampel mengalami perubahan warna dari setiap sari pati sampel, baik pada sampel kentang (Solanum ruberosum), Ubi kayu (Manihol utrilisina), maupun Padi (Oryza sativa). Keberadaan tanin dapat diketahui dengan mencampurkan sampel dengan larutan FeCl3 apabila sampel mengandung tannin, maka sampel akan berubah warna menjadi hijau kehitaman. Perubahan warna hijau kehitaman pada sampel setelah pemberian FeCl3 mengindikasi adanya senyawa tannin pada sampel. Tannin merupakan senyawa yang mampu mengikat protein dibandingkan dengan karbohidrat dan mineral, hal ini ditandai dengan adanya endapan pada sampel. Senyawa tannin berbanding lurus dengan kandungan protein pada sampel.
            Pada percobaan Anatomi dan Morfologi tumbuhan kita dpat melihat jaringan-jaringan yang terdapat dalam tanaman baik itu korteks, epidermis, butir pati, butir kolenkim,  stomata, kutikula, kelenjar minyak atsiri, berkas pembuluh, sel parenkim, dan spons.
            Pada tumbuhan Pyrus communis jaringan yang di dapatkan atau yang terlihat dari hasil pengamatan yaitu jaringan epidermis. Jaringan epidermis atau jaringan pelindung adalah lapisan jaringan paling luar tumbuhan yang terbentuk dari protoderm.
            Pada pati tumbuhan Oryza sativa hasil dari pengamatannya yaitu terdapat cranula pati yang berukuran kecil sekitar 3-8 cm, bentuknya diagonal dan cenderung terjadi agregasi atau gumpalan membentuk kelompok.
            Pada tumbuhan Jatropha curcas jaringan yang didapatkan dari pengamatan yaitu butir kolenkim. Kolenkim merupakan sejenis jaringan dasar yang berperan sebagai jaringan penguat atau mekanik. Keberadaan kolenkim akan memperkuat struktur organ tumbuhan.
            Pada tumbuhan Aloe vera jaringan yang didapatkan yaitu jaringan stomata dan jaringan epidermis. Jaringan stomata adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan yang berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yeng disebut sel penutup.
            Pada tumbuhan Carica papaya jaringan yang didapatkan yaitu jaringan stomata, jaringan epidermis dan jaringan kurtikula. Jaringan kurtikula adalah lapisan pelindung pada seluruh system tajuk (bagian tumbuhan yang berada di atas tanah) tumbuhan herba yang berungsi untuk memperlambat kehilangan air dari daun, batang, bunga, buah dan biji.
            Pada tumbuhan Citrus sinensis jaringan yang didapatkan yaitu kelenjar minyak atsiri dan berkas pembuluh. Kelenjar minyak atsiri keberadaannya bisa diberbagai tempat antara lain pada saluran ligosen dan sisogen. Berkas pembuluh berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar sampai kedaun dan hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.
            Pada tumbuhan Alpinia galangal jaringan yang didapatkan yaitu butir pati, sel parenkim dan spons. Sel parenkim adalah sel berdinding tipis yang membentuk bagian dalam banyak struktur tanaman non-kayu termasuk batang, akar dan daun. Butir pati adalah bahan utama yyang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produ fotosintesis) dalam jangka panjang. Jaringan spons berbentuk hexagonal seperti pada sel-sel parenkim, tersusun sangat longgar dan lebih berongga dari pada jaringan palisade dan berfungsi sebagai tempat fotosintesis dan juga tempat penyimpanan cadangan makanan.
            Pada percobaan anatomi dan morfologi tumbuhan, ada juga tumbuhan-tumbuhan yang tidak didapat jaringannya yang disebabkan oleh kesalahan dalam pembuatan preparat yaitu preparat yang dibuat tebal sehingga pada saat di mikroskop jaringan-jaringan di dalam tanaman tidak terlihat.



BAB VI
PENUTUP
6.1    Kesimpulan
1.      Kita dapat mengetahui bahwa pada tanaman ubi kayu, kentang dan padi mengandungan amilum/pati
2.      Kita dapat mengetahui perbedaan jaringan yang terdapat pada daun, batang, akar, rimpang, bunga, buah dan biji
3.      Kita dapat melihat bentuk zat ergastik dari dalam sel tanaman
4.      Kita dapat melakukan perwarnaan sitokimia secara sederhana
6.2    Saran
1.      Bagi praktikan sebaiknya lebih teliti dalam melakukan praktikum agar tidak terjadi kesalahan pada hasil praktikum
2.      Bagi asisten pembimbing agar selalu mengawasi praktikan agar praktikan dapat lebih memahami praktikum.
3.      Kurangnya mikroskop yang menyebabkan kurang fokusnya praktikan dalam melakukan pengamatan


DAFTAR PUSTAKA
Amin, Asni, dkk. 2010. Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan Obat. Makassar: Universitas Muslim Indonesia
Amin, Asni. 2010. Penuntun Praktikum Anatomi, Morfologi, Fisiologi dan Taksonomi Tumbuhan. Makassar: Universitas Muslim Indonesia
Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar