BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman
atau tumbuhan adalah kata yang sangat tidak asing lagi di telinga kita, setiap
hari kita sering melihat tanaman. Seperti yang kita ketahui, tanaman adalah
mahluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri. Dengan bantuan dari
sekitarnya, tanaman melakukan fotosintesis untuk membuat makanannya. Bantuan
itu berupa cahaya matahari, zat hara dan dari udara berupa karbondioksida.
Tumbuhan
dapat dimanfaatkan dala berbagai aspek. Tumbuhan dapat digunakan sebagai bahan
pangan. Bahkan dalam ilmu kesehatan pun tumbuhan sudah digunakan sebagai bahan
obat alam sejak ratusan tahun lalu. Dalam perkembangannya, obat dari bahan alam
semakin sering digunakan.
Dalam segi pendidikan, ilmu tentang
tumbuhan semakin berkembang. Untuk mempermudah mempelajari bat dari bahan alam,
bahan obat dari tumbuhan sudah dipelajari baik secara morfologi, anatomi, dan
fisiologi. Morflogi tumbuhan yaitu mempelajari bentuk atau cirri suatu tumbuhan
dengan susunannya yang dapat dilihat secara kasat mata. Anatomi tumbuhan yaitu
mempelajari organ dan jaringan penyusun pada tumbuhan. Dan fisiologi tumbuhan
yaitu mempelajari tentang proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh
tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup.
1.2 Maksud dan Tujuan
1. 2.1 Maksud Percobaan
1. Mahasiswa mampu membuat preparat
anatomi tumbuhan
2. Mahasiswa mampu membedakan bentuk
jaringan daun, batang, akar, rimpang, bunga, buah, dan biji
3. Mahasiswa mampu melihat bentuk
ergastik tanaman
4. Mahasiswa mampu melakukan pewarnaan
sitokimia sederhana
1.2.2 Tujuan Percobaan
1. membuat preparat anatomi tumbuhan
2. membedakan bentuk jaringan daun,
batang, akar, rimpang, bunga, buah, dan biji
3. melihat bentuk ergastik tanaman
4. melakukan pewarnaan sitokimia
sederhana
1.3 Prinsip Percobaan
Berdasarkan
pengirisan secara melintang dan membujur pada tumbuhan akan diamati
bagian-bagian jaringannya, bentuk ergastik tanaman, dan mampu melakukan
pewarnaan sitokimia secara sederhana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Zat ergastik adalah senyawa kimia yang terdapat
pada tanaman sebagai zat tidak hidup dalam sitoplasma. Zat ergastik adalah
hasil metabolisme yang tidak terpakai atau cadangan
makanan yang dapat berfungsi sebagai pelindung tanaman dari hewan
pemangsa,sehingga terkadang membuat tumbuhan menjadi pahit dan tidak enak
dimakan. (Penuntun Praktikum Anmorfistum, 2010)
Zat ergastik dibedakan atas (Penuntun Praktikum,
2010) :
a. Produk makanan:pati,inulin, hemuselulosa, selulosa,
gula, protein, asam-asam amino, vitamin, lemak, dan minya lemak
b. Produk sekresi: enzim,
pigmen (kloroplas, karatenoid, antosiani dan
nectar pada bunga
c. Produk buangan/sisa
metabolit:tannin,mineral,lateks,minyak atsiri, gum, alkaloid, glikosida, resin,
asam organik dan Kristal mineral
Daun
merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan
mempunyai sejumlah besasr daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan
tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang
tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan
tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan
ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat
warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu daun biasanya berwarna
hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati
tumbuh-tumbuhan Nampak hijau pula. Bagian tubuh tumbuhan ini mempunyai umur
yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada
waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kunigngan dan akhirnya
menjadi perang. Jadi daun yang lebih tua, kemudian mati dan runtuh dari batang.
(Morfologi Tumbuhan, 1985)
Daun
lengkap terdiri dari bagian pelepah daun, tangkai daun, dan helai daun. Jika
tidak mempunyai salah satu atau kedua bagian tersebut maka disebut daun tidak
lengkap. Umumnya tumbuah berdaun tidak lengkap, dapat berupih, bertangkai atau
duduk langsung pada batang. (Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan Obat,
2010).
Bentuk
daun beraneka ragam sehingga sering digunakan untuk mengenali jenis tumbuhan.
Bentuk umum daun ditentukan berdasarkan letak bagian daun yang terlebar,
perbandingan lebar dan panjang helai daun, dan pertemuan antara helai daun
dengan tangkai daun, bentuk pangkal, ujung dan tepi daun. Keragaman daun juga
dapat dilihat pada susunan pertulangan daun, ketebalan helai daun, dan warna
serta bagian permukaannya. (Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan Obat,
2010)
Batang merupakan
bagian dari tumbuah yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan batang
bagi tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. (Morfologi,
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan Obat, 2010)
Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut:
1. Umumnya berbentuk
panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan
tetapi selalu bersifat aktinomorf.
2. Terdiri atas
ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah
terdapat daun.
3. Biasanya tumbuh ke
atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop)
4. Selalu bertambah
panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunyai
pertumbuhan yang tidak terbatas.
5. Mengadakan
percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali
kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
6. Umumnya tidak
berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu
batang masih muda.
Akar
merupakan bagian bawah sumbu tumbuhan dan pada umumnya tumbuh di bawah tanah.
Bersama dengan daun dan batang, akar membentuk bagian vegetatif tumbuhan.
(Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan Obat, 2010)
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada dikotil, akar lembaga terus
tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada monokotil, akar membentuk lembaga
mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran
hamper sama sehingga membentuk akar serabut. (Morfologi, Anatomi dan Fisiologi
Tumbuhan Obat, 2010)
Akar khusus hasil metamorphosis, akar ini sebenarnya bukanlah akar, tetapi
tumbuhnya did alma tanah dan fungsinya menyerupai akar, juga merupakan
metamorphosis dari batang, daun, dan akar. Akar khusus ini dibedakan atas
(Penuntun Praktikum Anmorfistum, 2010) :
a. Rimpang (rhizome),
contohnya pada suku Zingiberaceae
b. Umbi (tuber),c
ontohnya pada Solanum tuberosum
c. Umbi
lapis (bulbus), contohnya Alium cepa
Alat perkembangbiakan generatif
itu bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan, tetapi bagi
tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang
kita kenal sebagai bunga. Oleh sebab itu suatu tumbuhan berbiji, jika sudah
tiba waktu baginya akan mengeluarkan bunga. Pada bunga inilah terdapat
bagaina-bagian yang setelah terjadi peristiwa-peristiwa yang disebut: persarian
(penyerbukan) dan pembuahan akan menghasilkan bagian tumbuhan yang kita sebut
buah, yang di dalamnya terkandung biji, dan biji inilah yang nanti akan tumbuh
menjadi tumbuhan baru. Dapatlah dimengerti sekarang, bahwa bunga merupakan
suatu bagian tumbuhan yang amat penting. (Morfologi Tumbuhan, 1985)
Bunga merupakan organ
reproduktif pada tumbuhan. Bunga memiliki beragam warna menarik yang berfungsi
untuk memikat serangga yang akan membantu dalam proses penyerbukan. (Morfologi,
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan Obat, 2010).
Jika penyerbukan pada bunga telah terjadi dan
kemudian diikuti oleh pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah, dan
bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah tumbuh menjadi biji. (Morfologi
Tumbuhan, 1985)
Buah digolongkan dalam (Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan Obat, 2010):
1. Buah sejati/buah
sesungguhnya, buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah ataupun paling
banyak terdapat sisa-sisa bagian-bagian bunga yang lazimnya telah gugur dan
merupakan buah yang tidak terbungkus/buah telanjang (fructus nudus)
2. Buah semu/buah
tertutup, adalah buah yang terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain
pada bunga dan menjadi bagian utama buah (lebih menarik perhatian, lebih besar
dan dapat dimakan).
Bagi tumbuhan spermatophyte biji merupakan alat perkembangbiakan utama. Biji
merupakan struktur yang efisien untuk perkembangbiakan dan perbanyakan. Biji
berasal dari bakal biji yang berkembang setelah mengalami pembuahan.
(Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan Obat, 2010).
2.2 Uraian
Bahan
1. Phyrus communis
Regnum : Plantae
Diviso :
Magnoliophyta
Sub Divisio : Spermatophyta
Class :
Dicotyledone
Sub Class : Rosidae
Ordo : Rosales
Familia : Rosaceae
Genus : Phyrus
Spesies : Phyrus communis
2.
Psidium guajava
Regnum : Plantae
Diviso : Magnoliophyta
Sub Divisio : Spermatophyta
Class :
Magnoliopsida
Sub Class : Rosidae
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava
3. Oryza sativa
Regnum : Plantae
Diviso : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class :
Monocotyledoneae
Sub Class : Commelinidae
Ordo : Poales
Familia : Graminae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa
4. Jatropha curcas
Regnum : Plantae
Diviso : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class :
Dicotyledoneae
Sub Class : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Jatropha
Spesies : Jatropha curcas
5. Piper battle
Regnum : Plantae
Diviso : Magnoliophyta
Sub Divisio : Spermatophyta
Class :
Magnoliopsida
Sub Class : Magnolidae
Ordo : Piper tea
Familia : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper battle
6. Aloe vera
Regnum : Plantae
Diviso : Magnoliophyta
Sub Divisio : Spermatophyta
Class : Liliopsida
Sub Class : Tracheobionta
Ordo : Asparagales
Familia : Asphodelaceae
Genus : Aloe
Spesies : Aloe vera
7. Carica papaya
Regnum : Plantae
Diviso : Magnoliophyta
Sub Divisio : Spermatophyta
Class :
Magnoliopsida
Sub Class : Dillenidae
Ordo : Violales
Familia : Carieaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya
8. Citrus sinensis
Regnum : Plantae
Diviso : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class : Magnoliopsida
Sub Class : Rosidae
Ordo : Sapindales
Familia : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sinensis
9.
Amaranthus spinosus
Regnum : Plantae
Diviso : Spermatophyta
Sub Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Sub Class : Hamanietiade
Ordo : Caryophyilalis
Familia : Amaranthuceae
Genus : Amaranthus
Spesies :
Amaranthus spinosus
10. Alpinia galangal
Regnum : Plantae
Diviso : Tracheophyta
Sub Divisio : Spermatophyta
Class : Magnoliopsida
Sub Class : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Alpinia
Spesies : Alpinia galangal
11. Manihol utrilisina
Regnum : Plantae
Diviso : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Sub Class : -
Ordo : Euphorbiaces
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Manihol
Spesies :
Manihol utrilisina
12. Solanum ruberosum
Regnum : Plantae
Diviso : Magnoliophyta
Sub Divisio : Spermatophyta
Class : Magnoliopsida
Sub Class : Asteridae
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum ruberosum
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Mikroskop
2.
Objek Gelas
3.
Pipet Tetes
4.
Silet/kater
5.
Gelas penutup
3.1.2 Bahan
1.
Aquadest
2.
Oryza sativa
3.
Manihot utilissima
4.
Richinus communis
5.
Psidium guajava
6.
Phyrus communis
7.
Citrus sp
8.
Languas galangal
9.
Piper betle
10.Carica papaya
11.Amaranthus spinosus
12.Mirabilis jalapa
13.Aloe vera
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Pewarnaan Sitokimi (Uji Tanin)
Untuk
menentukan adanya tannin, preparat direndam dalam cawan porselin berisi larutan
FeCl3 P encer selama 1-2 menit, terbentuk warna hijau, biru sampai
hitam.
3.2. 2 Anatomi dan Morfologi
Tumbuhan
1.
Siapkan sampel dan
silet
2.
Iris sampel secara
melintang atau membujur setipis mungkin
3.
Letakkan sampel di
atas gelas arloji yang telah ditetesi air
4.
Pindahkan sampel di
objek gelas dan tetesi dengan cairan atau air
5.
Tutup sampel dengan
deck gelas. Bentuk sudut 45o antara deck gelas dan objek gelas,
dengan menggunakan jarum preparat deck gelas diletakkan perlahan-lahan agar
tidak terjadi gelembung
6.
Amati sampel di bawah
mikroskop dan tentukan anatomi dari sampel
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Tabel Hasil Pengamatan
no
|
sampel
|
positif
|
negatif
|
keterangan
|
1
|
Manihol utrilisina
|
√
|
|
terjadi perubahan warna
|
2
|
Solanum ruberosum
|
√
|
|
terjadi perubahan warna
|
3
|
Oryza sativa
|
√
|
|
terjadi perubahan warna
|
tabel 1.1 percobaan uji tanin
|
4.2 Gambar Hasil
Pengamatan
4.2.1 Anatomi dan Morfologi Tumbuhan


Phyrus communis Psidium
guajava
Melintang, perbesaran 5 Melintang,
perbesaran 5


Oryza sativa Jatropha
curcas


Piper betle Aloe
vera
Melintang, perbesaran 5 Membujur,
perbesaran 5


Carica papaya Citrus
sinensis
Melintang, perbesaran 5 Melintang,
perbesaran 5

Alpinia galanga
Melintang, perbesaran 10
4.2.2
Uji Tanin


Sebelum sesudah


Sebelum sesudah


Sebelum sesudah
BAB V
PEMBAHASAN
Pada
percobaan uji tannin sampel mengalami perubahan warna dari setiap sari pati
sampel, baik pada sampel kentang (Solanum ruberosum), Ubi kayu (Manihol
utrilisina), maupun Padi (Oryza sativa). Keberadaan tanin
dapat diketahui dengan mencampurkan sampel dengan larutan FeCl3 apabila
sampel mengandung tannin, maka sampel akan berubah warna menjadi hijau
kehitaman. Perubahan warna hijau kehitaman pada sampel setelah pemberian FeCl3
mengindikasi adanya senyawa tannin pada sampel. Tannin merupakan senyawa
yang mampu mengikat protein dibandingkan dengan karbohidrat dan mineral, hal
ini ditandai dengan adanya endapan pada sampel. Senyawa tannin berbanding lurus
dengan kandungan protein pada sampel.
Pada percobaan Anatomi
dan Morfologi tumbuhan kita dpat melihat jaringan-jaringan yang terdapat dalam
tanaman baik itu korteks, epidermis, butir pati, butir kolenkim, stomata, kutikula, kelenjar minyak atsiri,
berkas pembuluh, sel parenkim, dan spons.
Pada tumbuhan Pyrus
communis jaringan yang di dapatkan atau yang terlihat dari hasil pengamatan
yaitu jaringan epidermis. Jaringan epidermis atau jaringan pelindung adalah
lapisan jaringan paling luar tumbuhan yang terbentuk dari protoderm.
Pada pati tumbuhan Oryza
sativa hasil dari pengamatannya yaitu terdapat cranula pati yang
berukuran kecil sekitar 3-8 cm, bentuknya diagonal dan cenderung terjadi
agregasi atau gumpalan membentuk kelompok.
Pada tumbuhan Jatropha
curcas jaringan yang didapatkan dari pengamatan yaitu butir kolenkim.
Kolenkim merupakan sejenis jaringan dasar yang berperan sebagai jaringan
penguat atau mekanik. Keberadaan kolenkim akan memperkuat struktur organ
tumbuhan.
Pada tumbuhan Aloe
vera jaringan yang didapatkan yaitu jaringan stomata dan jaringan
epidermis. Jaringan stomata adalah lubang atau celah yang terdapat pada
epidermis organ tumbuhan yang berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yeng
disebut sel penutup.
Pada tumbuhan Carica
papaya jaringan yang didapatkan yaitu jaringan stomata, jaringan
epidermis dan jaringan kurtikula. Jaringan kurtikula adalah lapisan pelindung
pada seluruh system tajuk (bagian tumbuhan yang berada di atas tanah) tumbuhan
herba yang berungsi untuk memperlambat kehilangan air dari daun, batang, bunga,
buah dan biji.
Pada tumbuhan Citrus
sinensis jaringan yang didapatkan yaitu kelenjar minyak atsiri dan
berkas pembuluh. Kelenjar minyak atsiri keberadaannya bisa diberbagai tempat
antara lain pada saluran ligosen dan sisogen. Berkas pembuluh berfungsi untuk
mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar sampai kedaun dan hasil
fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.
Pada tumbuhan Alpinia
galangal jaringan yang didapatkan yaitu butir pati, sel parenkim dan
spons. Sel parenkim adalah sel berdinding tipis yang membentuk bagian dalam
banyak struktur tanaman non-kayu termasuk batang, akar dan daun. Butir pati
adalah bahan utama yyang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan
glukosa (sebagai produ fotosintesis) dalam jangka panjang. Jaringan spons
berbentuk hexagonal seperti pada sel-sel parenkim, tersusun sangat longgar dan
lebih berongga dari pada jaringan palisade dan berfungsi sebagai tempat
fotosintesis dan juga tempat penyimpanan cadangan makanan.
Pada percobaan anatomi
dan morfologi tumbuhan, ada juga tumbuhan-tumbuhan yang tidak didapat
jaringannya yang disebabkan oleh kesalahan dalam pembuatan preparat yaitu
preparat yang dibuat tebal sehingga pada saat di mikroskop jaringan-jaringan di
dalam tanaman tidak terlihat.
BAB VI
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
1.
Kita dapat mengetahui bahwa pada tanaman ubi kayu,
kentang dan padi mengandungan amilum/pati
2.
Kita dapat mengetahui perbedaan jaringan yang
terdapat pada daun, batang, akar, rimpang, bunga, buah dan biji
3.
Kita dapat melihat bentuk zat ergastik dari dalam
sel tanaman
4.
Kita dapat melakukan perwarnaan sitokimia secara
sederhana
6.2
Saran
1.
Bagi praktikan
sebaiknya lebih teliti dalam melakukan praktikum agar tidak terjadi kesalahan
pada hasil praktikum
2.
Bagi asisten
pembimbing agar selalu mengawasi praktikan agar praktikan dapat lebih memahami
praktikum.
3.
Kurangnya mikroskop
yang menyebabkan kurang fokusnya praktikan dalam melakukan pengamatan
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Asni, dkk. 2010. Morfologi,
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan Obat. Makassar: Universitas Muslim
Indonesia
Amin, Asni. 2010. Penuntun
Praktikum Anatomi, Morfologi, Fisiologi dan Taksonomi Tumbuhan.
Makassar: Universitas Muslim Indonesia
Gembong. 1985. Morfologi
Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar